✔ Teladan Cerpen Dan Unsur Intrinsiknya
Dibawah ini merupakan hasil dari oretan admin ini mengenai contoh cerpen dan unsur intrinsiknya,
semoga bermanfaat dan dijadikan bahan mencar ilmu dan entunya teman-teman setelah melihat admin ini
dapat menentukan dan bagai mana cara mencari sebah Unsur Intrinsiknya.
Judul : Anak Iblis
Pengarang : Yudhi Herwibowo
Penerbit : Suara Merdeka
Edisi : 13 Maret 2011
Seorang bayi lahir dikampung kami, akan tetapi semua heran dan merasa ketakutan saat mengetahui bahwa bayi tersebut tidak mirip bayi yang lainnya, ibunya meninggal dunia saat melahirkan, dukun bayi juga ketakutan dan sempat menyebutnya bahwa bayi itu yaitu bayi iblis. Tubuhnya merah memanas, sampai kemaluan ibunya memerah sehingga ibu tersebut tidak berpengaruh menahan.
Sekampung berniat untuk membunuh bayi tersebut karena dianggap bahwa ia yaitu keturunan iblis, sebelum orang kampung tiba ke mbaru niang saya langsung membawa bayi tersebut seajuh mungkin. Sejak itu, saya mengasuh bayi itu. Sebenarnya saya ingin sekali memberinya nama mirip bocah-bocah lain. Namun orang-orang di kampung telanjur memanggilnya Bakar, sebuah nama yang diambil dari tanda tubuhnya yang merah seakan terbakar. Bakar tumbuh mirip layaknya seorang anak-anak lainya, sikapnya sopan sehingga anggapan orang kampong makin lama menghilang.
Pada suatu saat Bakar menampakkan sikap aslinya, saat ia bermain dengan temannya, dengan hanya menatap tajam ia menjatuhkan temannya sehingga merasa kesakitan. Dan tidak itu juga guru dikelasnya kejatuhan papan tulis dengan keras saat Bakar dihukum karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Saat itu semua orang mengepung bakar hendak membunuhnya, Dari situ kemarahannya timbul dengan mengeluarkan sebatang lidi, ditancapkannya lidi tersebut ketanah kemudian dari batang lidi itu mengeluarkan percikan air yang kelamaan air tesebut membesar, insiden itu yang menjadikan tenggelamnya kampong kami dan semua orang mati karena tidak mampu menyelamatkan diri. Hanya Ame Tua dan Anacucu ynag berhasil selamat sampai sekarang.
2. Alur
Dalam kisah ini menggunakan Alur mundur, karena ending kisah diletakkan diawal cerita. Bagiannya mirip berikut :
Bagian Ending dalam potongan ini menceritakan selesai kisah saat insiden atau efek yang menjadikan kerusakan dan selesai hayat semua orang, yang tersisa Anacucu dan Ame Tua. Saat itu Ame Tua menceritakan kepadanya tentang insiden itu. Seperti kutipan dibawah ini :
…hari ini biarkan Ame Tua bercerita padamu. Pada waktu singkat, di antara gerimis yang tiba-tiba datang, saya akan bercerita perlahan semoga engkau mampu menangkap segala sesuatu yang terungkap…
Bagian Awal potongan ini merupakan awal mula kisah pendek Anak Iblis akan dimulai, saat seorang bayi lahir berbeda dengan bayi-bayi pada umumnya, tubuhnya merah mirip efek dari panas, yang menjadikan selesai hayat ibu kandungnya. Semua orang ketakutan, sehingga menyebutnya bahwa anak itu “Anak Iblis”. Pernyataan ini mampu diperkuat dari pengalan kalimat dibawah ini :
…aku lihat Mamae Lingpo telah terbaring kaku dengan mata terbelalak. Jelas ia meninggal selepas bayi itu keluar dari rahim karena tak jauh dari kedua kakinya, saya melihat bayi itu bergerak-gerak lemah…
…Tubuhnya berwarna merah. Tentu semula saya menyangka itu yaitu warna bekas darah. Namun pikiran itu segera hilang, saat dukun beranak itu mulai berdesis pelan. “Itu bukan darah,” ujarnya seakan mampu membaca pikiranku Dan jangan kaucoba untuk menyentuh! Tubuhnya
… tubuhnya begitu panas….
Bagian Tengah potongan ini menceritakan permasalahan-permasalahan kecil, permasalahan tentang pertumbuhan Bakar dimasyarakat khususnya dengan sahabat seumuran. Diceritakan saat ia tumbuh sebagai anak yang sopan dan baik. Akan tetapi sifat itu berubah saat bakar diejek temannya, dari hal kecil tersebut, tubuh sahabat Bakar langsung dikerumuni kalajengking dan semut merah sehingga menjadikan meninggal dunia dan ada insiden lain yaitu saat Bakar dihukum oleh gurunya karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hal ini juga menjadikan kelas Bakar kejatuhan papan tulis. Semua ini dilakukan Bakar dengan menatap tajam apa yang ia kehendaki. Pernyataan ini mampu diperjelas dengan penggalan kalimat dibawah ini :
…membuat orang-orang lain tak lagi membencinya yaitu kesopanannya terhadap orang-orang kampung lainnya. Inilah yang lama-kelamaan, membuat gunjingan negatif tentang dirinya hilang…
…Seorang temannya tiba-tiba saja terjatuh, dan puluhan ular, kelabang dan kalajengking, tiba-tiba merubung dirinya dan menggigit seluruh tubuhnya. Entah di gigitan yang mana nyawanya meregang…
…Entah bagaimana bisa, papan tulis di depan kelas, tiba-tiba jatuh menimpa tubuhnya. Tak hanya jatuh biasa, namun sangat keras, sampai meremukkan kepala sang guru...Bagian Akhir potongan ini menceritakan permasalahan besar saat semua orang akan meninggal terhanyut dan terkubur oleh lumpur yang dikeluarkan dari sebatang lidi yang ditancapkan Bakar ketanah. Semua orang murka dengan kelakuan Bakar sehingga menjadikan cita-cita untuk membunuhnya. Pernyataan ini mirip penggalan kalimat sebagai berikut :
…Sebatang lidi, yang juga berwarna merah. Lalu dengan gerakan lambat, ditancapkannya lidi itu ke tanah…
…Namun tak ada yang mampu menariknya, selain dirinya sendiri. Lalu dari lubang lidi itulah banjir kemudian tiba dan menenggelamkan desa itu…
3. Penokohan
Tokoh Sentral : Bakar
Tokoh Pendukung : Ame Tua, Anacucu
Penokohan Bakar yaitu seorang anak kecil pada umumnya. Akan tetapi yang lebih dikedepankan yaitu sifat marah. Hal ini mampu dibuktikan dari penggalan kalimat dibawah ini :
…Tiba-tiba Bakar memandangnya dengan tajam dan membuat temannya terjatuh…
…Entah di gigitan yang mana nyawanya meregang…
Sifat murka bakar tidak ditunjukan melalui perkataan akan tetapi pengarang menerangkan dengan cara lain yaitu balasan apa yang dilakukan.
Penokohan Ame tua, yaitu seseorang yang berperan sebagai satu-satunya orang yang selamat dari bencana. Tepatnya seorang pendekar saat menyelamatkan Bakar saat gres lahir, karena bentuk dan ciri-ciri tidak sama dengan bayi pada umumnya, tubuhnya merah, efek dari hawa panas tubuhnya, hal ini menjadikan selesai hayat ibu kandung yaitu mama lingpo. Dari sini Ame renta merawat Bakar sampai tumbuh dewasa. Selain itu juga penokohan Ame Tua yaitu penyayang, karena tampak dari kasih sayang yang diberikan terhadap Bakar, kasih sayang tersebut tampak dalam penggalan kalimat sebagai berikut :
…aku membuatkan untuknya sebuah kolam kecil di depan biliknya…
Dari penggalan diatas menerangkan bahwa wujud kasih sayang, karena orang yang dikasihi, sayangi membutuhkan sesuatu pastinya orang yang mengasihi akan sigap mewujudkannya.
Penokohan Anacucu, tidak ditampakkan karakternya, melainkan ia diposisikan sebagai pendengar tentang semua insiden yang menimpa kampung dan khususnya pihak keluarga karena mamae linggpo termasuk masih bersaudaraan dengannya.
4. Tema
Anak termasuk titipan Tuhan Yang Maha Esa, pada hari kebangkitan saat semua orang dibangunkan dari liang kubur salah satunya permasalahan yang akan dipertanyakan yaitu tentang pertanggung balasan apa yang sudah dititipkanNya yaitu anak, Apakah anak tersebut menjadi anak sholeh dan sholekha atau sebaliknya.
Zaman kini banyak orang hamil diluar nikah, hal ini disebabkan peradaban orang timur menirukan gaya dan pola orang barat, lebih tepatnya korban dari mode. hal ini menjadikan adanya istilah aborsi, membuang janin disembarang daerah sungai, toilet, daerah sampah dan daerah lainnya. Kejadian ini termasuk Tuhan memperlihatkan sebuah kepercayaan dengan wujud sebuah bayi tanpa dosa, akan tetapi menyia-nyiakan dengan membunuhnya. Melakukan ini beralasan bahwa malu, belum siap dan berbagai alasan yang tidak relefan.
5. Setting
a. Rumah
Mamae linggpo akan melahirkan Ame Tua menunggu didepan rumahnya, dikala itulah ia langsung lari kedalam rumah karena teriakan ibu-ibu yang membantu dan menoton proses kelahiran,
…kain itu tersibak, saya lihat Mamae Lingpo telah terbaring kaku dengan mata terbelalak...
Penggalan kalimat diatas menegaskan bahwa mamae lingpo terbaring diambin (tempat tidur yang terbuat dari kayu) hal ini menerangan bahwa daerah tidur pasti terdapat di dalam rumah ( SIMBOL ).
b. Halaman
Bermain dengan bocah-bocah sepantarannya. Seperti bermain kayu, memelihara anak babi, dan berlarian ke dalam hutan mencari sayur, halaman rumah ini yang biasa digunakan sebagai daerah bermain Bakar. Kebiasaan semua orang bahwa Halaman rumah merupakan daerah untuk bermain anaknya, dengan tujuan semoga tidak jauh dari pandangan orang tuanya (SIMBOL).
Demikian Contoh Cerpen dan Unsur Intrinsiknya , selamat membaca
semoga bermanfaat dan dijadikan bahan mencar ilmu dan entunya teman-teman setelah melihat admin ini
dapat menentukan dan bagai mana cara mencari sebah Unsur Intrinsiknya.
Contoh cerpen dan unsur intrinsiknya
1. SinopsisJudul : Anak Iblis
Pengarang : Yudhi Herwibowo
Penerbit : Suara Merdeka
Edisi : 13 Maret 2011
Seorang bayi lahir dikampung kami, akan tetapi semua heran dan merasa ketakutan saat mengetahui bahwa bayi tersebut tidak mirip bayi yang lainnya, ibunya meninggal dunia saat melahirkan, dukun bayi juga ketakutan dan sempat menyebutnya bahwa bayi itu yaitu bayi iblis. Tubuhnya merah memanas, sampai kemaluan ibunya memerah sehingga ibu tersebut tidak berpengaruh menahan.
Sekampung berniat untuk membunuh bayi tersebut karena dianggap bahwa ia yaitu keturunan iblis, sebelum orang kampung tiba ke mbaru niang saya langsung membawa bayi tersebut seajuh mungkin. Sejak itu, saya mengasuh bayi itu. Sebenarnya saya ingin sekali memberinya nama mirip bocah-bocah lain. Namun orang-orang di kampung telanjur memanggilnya Bakar, sebuah nama yang diambil dari tanda tubuhnya yang merah seakan terbakar. Bakar tumbuh mirip layaknya seorang anak-anak lainya, sikapnya sopan sehingga anggapan orang kampong makin lama menghilang.
Pada suatu saat Bakar menampakkan sikap aslinya, saat ia bermain dengan temannya, dengan hanya menatap tajam ia menjatuhkan temannya sehingga merasa kesakitan. Dan tidak itu juga guru dikelasnya kejatuhan papan tulis dengan keras saat Bakar dihukum karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Saat itu semua orang mengepung bakar hendak membunuhnya, Dari situ kemarahannya timbul dengan mengeluarkan sebatang lidi, ditancapkannya lidi tersebut ketanah kemudian dari batang lidi itu mengeluarkan percikan air yang kelamaan air tesebut membesar, insiden itu yang menjadikan tenggelamnya kampong kami dan semua orang mati karena tidak mampu menyelamatkan diri. Hanya Ame Tua dan Anacucu ynag berhasil selamat sampai sekarang.
2. Alur
Dalam kisah ini menggunakan Alur mundur, karena ending kisah diletakkan diawal cerita. Bagiannya mirip berikut :
Bagian Ending dalam potongan ini menceritakan selesai kisah saat insiden atau efek yang menjadikan kerusakan dan selesai hayat semua orang, yang tersisa Anacucu dan Ame Tua. Saat itu Ame Tua menceritakan kepadanya tentang insiden itu. Seperti kutipan dibawah ini :
…hari ini biarkan Ame Tua bercerita padamu. Pada waktu singkat, di antara gerimis yang tiba-tiba datang, saya akan bercerita perlahan semoga engkau mampu menangkap segala sesuatu yang terungkap…
Bagian Awal potongan ini merupakan awal mula kisah pendek Anak Iblis akan dimulai, saat seorang bayi lahir berbeda dengan bayi-bayi pada umumnya, tubuhnya merah mirip efek dari panas, yang menjadikan selesai hayat ibu kandungnya. Semua orang ketakutan, sehingga menyebutnya bahwa anak itu “Anak Iblis”. Pernyataan ini mampu diperkuat dari pengalan kalimat dibawah ini :
…aku lihat Mamae Lingpo telah terbaring kaku dengan mata terbelalak. Jelas ia meninggal selepas bayi itu keluar dari rahim karena tak jauh dari kedua kakinya, saya melihat bayi itu bergerak-gerak lemah…
…Tubuhnya berwarna merah. Tentu semula saya menyangka itu yaitu warna bekas darah. Namun pikiran itu segera hilang, saat dukun beranak itu mulai berdesis pelan. “Itu bukan darah,” ujarnya seakan mampu membaca pikiranku Dan jangan kaucoba untuk menyentuh! Tubuhnya
… tubuhnya begitu panas….
Bagian Tengah potongan ini menceritakan permasalahan-permasalahan kecil, permasalahan tentang pertumbuhan Bakar dimasyarakat khususnya dengan sahabat seumuran. Diceritakan saat ia tumbuh sebagai anak yang sopan dan baik. Akan tetapi sifat itu berubah saat bakar diejek temannya, dari hal kecil tersebut, tubuh sahabat Bakar langsung dikerumuni kalajengking dan semut merah sehingga menjadikan meninggal dunia dan ada insiden lain yaitu saat Bakar dihukum oleh gurunya karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hal ini juga menjadikan kelas Bakar kejatuhan papan tulis. Semua ini dilakukan Bakar dengan menatap tajam apa yang ia kehendaki. Pernyataan ini mampu diperjelas dengan penggalan kalimat dibawah ini :
…membuat orang-orang lain tak lagi membencinya yaitu kesopanannya terhadap orang-orang kampung lainnya. Inilah yang lama-kelamaan, membuat gunjingan negatif tentang dirinya hilang…
…Seorang temannya tiba-tiba saja terjatuh, dan puluhan ular, kelabang dan kalajengking, tiba-tiba merubung dirinya dan menggigit seluruh tubuhnya. Entah di gigitan yang mana nyawanya meregang…
…Entah bagaimana bisa, papan tulis di depan kelas, tiba-tiba jatuh menimpa tubuhnya. Tak hanya jatuh biasa, namun sangat keras, sampai meremukkan kepala sang guru...Bagian Akhir potongan ini menceritakan permasalahan besar saat semua orang akan meninggal terhanyut dan terkubur oleh lumpur yang dikeluarkan dari sebatang lidi yang ditancapkan Bakar ketanah. Semua orang murka dengan kelakuan Bakar sehingga menjadikan cita-cita untuk membunuhnya. Pernyataan ini mirip penggalan kalimat sebagai berikut :
…Sebatang lidi, yang juga berwarna merah. Lalu dengan gerakan lambat, ditancapkannya lidi itu ke tanah…
…Namun tak ada yang mampu menariknya, selain dirinya sendiri. Lalu dari lubang lidi itulah banjir kemudian tiba dan menenggelamkan desa itu…
3. Penokohan
Tokoh Sentral : Bakar
Tokoh Pendukung : Ame Tua, Anacucu
Penokohan Bakar yaitu seorang anak kecil pada umumnya. Akan tetapi yang lebih dikedepankan yaitu sifat marah. Hal ini mampu dibuktikan dari penggalan kalimat dibawah ini :
…Tiba-tiba Bakar memandangnya dengan tajam dan membuat temannya terjatuh…
…Entah di gigitan yang mana nyawanya meregang…
Sifat murka bakar tidak ditunjukan melalui perkataan akan tetapi pengarang menerangkan dengan cara lain yaitu balasan apa yang dilakukan.
Penokohan Ame tua, yaitu seseorang yang berperan sebagai satu-satunya orang yang selamat dari bencana. Tepatnya seorang pendekar saat menyelamatkan Bakar saat gres lahir, karena bentuk dan ciri-ciri tidak sama dengan bayi pada umumnya, tubuhnya merah, efek dari hawa panas tubuhnya, hal ini menjadikan selesai hayat ibu kandung yaitu mama lingpo. Dari sini Ame renta merawat Bakar sampai tumbuh dewasa. Selain itu juga penokohan Ame Tua yaitu penyayang, karena tampak dari kasih sayang yang diberikan terhadap Bakar, kasih sayang tersebut tampak dalam penggalan kalimat sebagai berikut :
…aku membuatkan untuknya sebuah kolam kecil di depan biliknya…
Dari penggalan diatas menerangkan bahwa wujud kasih sayang, karena orang yang dikasihi, sayangi membutuhkan sesuatu pastinya orang yang mengasihi akan sigap mewujudkannya.
Penokohan Anacucu, tidak ditampakkan karakternya, melainkan ia diposisikan sebagai pendengar tentang semua insiden yang menimpa kampung dan khususnya pihak keluarga karena mamae linggpo termasuk masih bersaudaraan dengannya.
4. Tema
Anak termasuk titipan Tuhan Yang Maha Esa, pada hari kebangkitan saat semua orang dibangunkan dari liang kubur salah satunya permasalahan yang akan dipertanyakan yaitu tentang pertanggung balasan apa yang sudah dititipkanNya yaitu anak, Apakah anak tersebut menjadi anak sholeh dan sholekha atau sebaliknya.
Zaman kini banyak orang hamil diluar nikah, hal ini disebabkan peradaban orang timur menirukan gaya dan pola orang barat, lebih tepatnya korban dari mode. hal ini menjadikan adanya istilah aborsi, membuang janin disembarang daerah sungai, toilet, daerah sampah dan daerah lainnya. Kejadian ini termasuk Tuhan memperlihatkan sebuah kepercayaan dengan wujud sebuah bayi tanpa dosa, akan tetapi menyia-nyiakan dengan membunuhnya. Melakukan ini beralasan bahwa malu, belum siap dan berbagai alasan yang tidak relefan.
5. Setting
a. Rumah
Mamae linggpo akan melahirkan Ame Tua menunggu didepan rumahnya, dikala itulah ia langsung lari kedalam rumah karena teriakan ibu-ibu yang membantu dan menoton proses kelahiran,
…kain itu tersibak, saya lihat Mamae Lingpo telah terbaring kaku dengan mata terbelalak...
Penggalan kalimat diatas menegaskan bahwa mamae lingpo terbaring diambin (tempat tidur yang terbuat dari kayu) hal ini menerangan bahwa daerah tidur pasti terdapat di dalam rumah ( SIMBOL ).
b. Halaman
Bermain dengan bocah-bocah sepantarannya. Seperti bermain kayu, memelihara anak babi, dan berlarian ke dalam hutan mencari sayur, halaman rumah ini yang biasa digunakan sebagai daerah bermain Bakar. Kebiasaan semua orang bahwa Halaman rumah merupakan daerah untuk bermain anaknya, dengan tujuan semoga tidak jauh dari pandangan orang tuanya (SIMBOL).
Demikian Contoh Cerpen dan Unsur Intrinsiknya , selamat membaca
Belum ada Komentar untuk "✔ Teladan Cerpen Dan Unsur Intrinsiknya"
Posting Komentar