✔ Referensi Catatan Kaki Dalam Karya Tulis
Sebelum melihat beberapa contoh catatan kaki ada baiknya kita cari tahu terlebih dulu apa itu catatan kaki (footnote)
Footnote merupakan sebuah catatan yang menyebutkan sumber dari kutipan yang kita ambil. Footnote atau biasa disebut dengan catatan kaki yaitu daftar keterangan khusus yang dituliskan pada serpihan bawah dari setiap lembaran atau selesai dari serpihan karangan karya tuli / karya ilmiah. Catatan kaki digunakan untuk memperlihatkan keterangan serta komentar, menjelaskan sumber dari kutipan atau sebagai fatwa menyusun daftar bacaan/bibliografi.
Fungsi Catatan Kaki (Footnote)
Beberapa fungsi dari catatan kaki (footnote) yaitu :
Untuk menguatkan atau memperlihatkan evidensi (pembuktian) dari semua pernyataan serta keterangan sesuatu yang harus dikuatkan dengan penjelasannya. Keterangan yang dilekatkan pada footnote memperlihatkan daerah dimana evidensi tersebut didapat.
Untuk menguatkan atau memperlihatkan evidensi (pembuktian) dari semua pernyataan serta keterangan sesuatu yang harus dikuatkan dengan penjelasannya. Keterangan yang dilekatkan pada footnote memperlihatkan daerah dimana evidensi tersebut didapat.
Untuk memperlihatkan adanya kutipan/peminjaman dari bahan yang sudah digunakan. (Untuk fakta-fakta yang sifatnya umum tidak perlu dibubuhi footnote).
Untuk memperluas diskusi dari suatu perkara tertentu diluar konteks dan teks.
Untuk memperlihatkan keterangan / petunjuk. Misal : untuk memperlihatkan bahan didalam lampiran, atau perkara yang sudah dibahas dalam halaman, sub-bab, ataupun serpihan dalam karya ilmiah yang bersangkutan.
Unsur-unsur Catatan Kaki ( Footnote )
Catatan kaki terdiri dari unsur-unsur:
Nama penulis, penterjemah, dan editor ditulis secara lengkap tanpa gelar. Untuk penulis yang bukan penulis aslinya tetap dicantumkan mirip penulis aslinya, dengan pelengkap keterangan dibelakang nama tersebut, seperti: penyusun, penterjemah, penyadur, dan editor.
Nama penulis, penterjemah, dan editor ditulis secara lengkap tanpa gelar. Untuk penulis yang bukan penulis aslinya tetap dicantumkan mirip penulis aslinya, dengan pelengkap keterangan dibelakang nama tersebut, seperti: penyusun, penterjemah, penyadur, dan editor.
Judul buku ditulis selengkap-lengkapnya, karakter pertama dari judul dengan karakter besar kecuali kata sambung serta kata depan.
Tahun terbit, tahun berapa sumber kutipan / contoh tersebut dipublikasikan atau diterbitkan.
Nomor halaman, dalam footnote - nomor halaman biasa disingkat “hal” lalu diikuti dengan nomor dari halaman yang dikutip dengan sela satu spasi.
Ketentuan Kutipada pada Catatan Kaki
Ketentuan dalam penulisan sumber pustaka di wujudkan berbentuk kutipan dan catatan kaki yaitu sebagi berikut:
Setiap kutipan baik itu kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung harus di beri nomor pada selesai kutipan dengan menggunakan angka arab yang diketik setengah spasi diatas garis ketikan teks naskah. Nomor kutipan diharuskan berurut sampai selesai bab. Kutipan yang berisi pendapat dengan bersumber pada gesekan pena orang lain yang lalu dirujuk dalam naskah essay haruslah disebutkan sumbernya menggunakan catatan kaki atau footnote. Footnote ini memperlihatkan serta menginformasikan sumber dari kutipan. Catatan kaki juga mampu digunakan untuk memperlihatkan komentar mengenai sesuatu yang di kemukakan didalam teks.
Setiap kutipan baik itu kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung harus di beri nomor pada selesai kutipan dengan menggunakan angka arab yang diketik setengah spasi diatas garis ketikan teks naskah. Nomor kutipan diharuskan berurut sampai selesai bab. Kutipan yang berisi pendapat dengan bersumber pada gesekan pena orang lain yang lalu dirujuk dalam naskah essay haruslah disebutkan sumbernya menggunakan catatan kaki atau footnote. Footnote ini memperlihatkan serta menginformasikan sumber dari kutipan. Catatan kaki juga mampu digunakan untuk memperlihatkan komentar mengenai sesuatu yang di kemukakan didalam teks.
Penulisan catatan kaki di lakukan dengan mencantumkan nama, tahun penerbitan, judul buku, nama penerbit, kota, serta halamannya. Jika nama dari pengarang terdiri 2 (dua) orang, maka keduanya dicantumkan dalam catatan kaki. Jika ada 3 nama pengarang atau lebih, maka cukup nama selesai dari pengarang pertama yang dituliskan dan di serpihan belakangnya ditulis "et all" (dengan orang lain) bagi gesekan pena dan penulis berasal dari luar Indonesia atau menggunakan "dkk." (dan kawan-kawan) bila dari Indonesia, tetapi didalam daftar pustaka harus dicatat semua nama pengarangnya. Judul buku dalam footnote harus diketik dengan cetak miring. Penulisan halaman di singkat dengan "hlm".
Penulisan catatan kaki mampu dilakukan pula dengan menggunakan akronim ibid, op. cit., dan loc. cit.
Ibid akronim dari ibidem yang diartikan sebagai halaman yang sama. Ibid digunakan dalam catatan kaki bila kutipan diambil dari sumber yang sama dan juga belum disela oleh sumber lain.
Op.cit. akronim dari opera citato, artinya dalam keterangan yang telah disebut. Op.cit di gunakan dalam catatan kaki untuk mengambarkan pada sumber yang sudah disebut sebelumnya secara lengkap, tapi telah disela dengan sumber lain dan halamannya berbeda.
Loc.cit. akronim dari loco citato, artinya pada daerah yang sama telah disebut. Loc.cit. digunakan didalam catatan kaki bila hendak memperlihatkan pada halaman yang sama dari sumber sama yang sudah disebut terakhir, tapi telah disela oleh sumber lain.
Penggunaan ibid tidak perlu menulis nama pengarang alasannya ialah yaitu penggunaan ibid tersebut hanya dilakukan bila sumber yang telah dikutip belum disela sumber lainnya. Sebaliknya, penggunaan op.cit. dan loc.cit. harus menuliskan nama pengarangnya yang diikuti gesekan pena op.cit. atau loc.cit.
Belum ada Komentar untuk "✔ Referensi Catatan Kaki Dalam Karya Tulis"
Posting Komentar